Gandeng BRIN, 2 Dosen LBS Lakukan Riset tentang Pemasaran Destinasi Halal Berbasis AI di Lombok
Rabu, 16 April 2025 | 17:11 WIB

JAKARTA -- Dua dosen Sekolah Tinggi Manajemen Pariwisata dan Logistik Lentera Mondial atau LeMondial Business School (LBS) melaksanakan tugas melakukan survei dan pengambilan data dalam riset kolaborasi dengan peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
BRIN sendiri telah menyoroti potensi integrasi AI dengan platform e-tourism untuk personalisasi pengalaman wisata, seperti rekomendasi destinasi berdasarkan preferensi religi atau budaya.
Kolaborasi akademisi-institusi riset ini sejalan dengan upaya Pemerintah Provinsi NTB untuk menjadikan Lombok sebagai hub wisata halal global, sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar pariwisata halal dunia yang diproyeksikan mencapai US$225 miliar pada 2028.
Kegiatan survei ini dilaksanakan selama lima hari mulai tanggal 16-20 April 2025 dengan topik penelitian berjudul “Strategi Optimalisasi Pemasaran Destinasi melalui Analitik Berbasis Kecerdasan Buatan: Studi Kasus Pariwisata Halal di Lombok”.
Fransiscus Amonio Halawa, S.Kom., MM dan Dr. Diyan Putranto, S.E., MM dalam survei ini berkolaborasi dengan tiga peneliti BRIN yaitu Dr. Marhanani Tri Astuti, S.Sos, M.M., Adityo Wicaksono, S.DS., M.Bus dan Imam Nur Hakim, M.M.
Riset ini bertujuan meningkatkan daya saing destinasi halal Lombok melalui penerapan teknologi analitik AI untuk memetakan preferensi wisatawan dan merancang strategi pemasaran berbasis data.
Lombok, sebagai destinasi wisata halal terkemuka di Indonesia, telah meraih penghargaan internasional seperti World’s Best Halal Honeymoon Destination (2015). Namun, tantangan seperti keterbatasan regulasi spesifik dan optimalisasi pemasaran digital masih menghambat pertumbuhan kunjungan.
Kolaborasi ini berfokus pada pemanfaatan AI untuk menganalisis data perilaku wisatawan, tren pasar global, serta efektivitas kampanye promosi sebelumnya.
Riset ini menggabungkan pendekatan kualitatif (wawancara dengan pemangku kepentingan) dan kuantitatif (analisis data kunjungan wisatawan menggunakan algoritma machine learning).
Tim peneliti juga mengkaji model city branding Lombok, termasuk image marketing (pembentukan citra sebagai destinasi halal) dan attraction marketing (pengembangan paket wisata berbasis budaya lokal).
Dr. Diyan Putranto, Wakil Ketua I Bidang Akademik LBS menjelaskan AI memungkinkan identifikasi segmen pasar yang lebih akurat, seperti preferensi wisatawan Muslim terhadap fasilitas ibadah, kuliner halal, atau paket wisata keluarga. Hasil analitik ini akan menjadi dasar penyusunan strategi pemasaran berbasis digital.
"Kemajuan teknologi harus mampu dimanfaatkan dengan baik dalam kajian pengembangan pariwisata nasional karena bagaimanapun Lombok adalah salah satu tujuan destinasi internasional," katanya.
Fransisucs Amonio Halawa, Ketua LBS menambahkan tujuan kolaborasi dengan BRIN adalah untuk mengintegrasikan data sosiodemografi wisatawan Muslim global dengan AI.
"Harapannya, strategi ini tidak hanya meningkatkan kunjungan, tetapi juga memberdayakan UMKM lokal melalui digital storytelling," ujarnya.
Frans berharap studi ini menghasilkan rekomendasi kebijakan berupa model pemasaran dinamis yang dapat diadaptasi destinasi halal lainnya di Indonesia.